Mimpi

I forgot why I named this blog as dreamer. But I remember it used to be written in japanese. I'm not that nerd, but I used to read and watch the same japanese manga dan drama from time to time. I refuse to forget and looking for a new title to read and watch. Likewise with music, I only listen from some specific singers or bands that I'm used to listen to, or some opening and ending songs of animes, doramas or movies. Pokoe wes ketok like some Kpopers nowadays, but Otaku version. 

Kalo diinget-inget lagi, kayanya mimpi gua dulu sangat diwarnai oleh kakak gua yg jauh lebih nerd pada masanya *wkwk. Kalo sekarang ditanya apa mimpi yg gua tulis disini atau dimanapun itu masih mau diusahakan?, mungkin jawabannya depends on which dreams is it. Belakangan, tahun-tahun ini kaya ditampar sama kenyataan, semua yg setengah-setengah *ini keknya gua banget, never been wholeheartedly into something* akhirnya juga bakal setengah-setengah, tapi maknanya mungkin bisa diartikan in a bad way, but at some point, kok yha I'm okay with it. Maybe sometimes I sounds like I'm into something, but it's actually not really. 

Kalo ditanya mimpi ke Nipon, melanjutkan studi kesana dan sebagainya?, jawaban gua sekarang adalah nope, gua ngga akan mengusahakan mimpi itu. Kalo gua ditanya pas jaman SBMPTN mungkin beda lagi jawabannya. Dulu waktu tau ada selebaran info-application buat kuliah ke Jepang sampe kerumah, tapi ortu menolak mentah-mentah, bahkan sekedar gambling buat ikutan tes, whoaa rasanya nano-nano sekali. Ternyata kecewa, sedih, dan marah at the same time felt so awful. 

Tapi kalo sekarang mungkin gua kebanyakan mikirin teknis, macem, disini buat ibadah, kajian dan cari makan halal alhamdulillah mudah, bahkan pas gua motoran ke Bogor dan kota lain pun, gampang banget nemu masjid di pinggir jalan dengan tempat wudhu akhwat yg proper. While kalo di Jepun, mungkin sekarang sudah banyak tempat makan halal yg nyediain prayer room. But again, It's not gonna as easy as in this country. Kalo gua pikir-pikir lagi, gua ngga se-into it banget sampai merelakan kemudahan-kemudahan yg bisa gua temukan disini. Dari pemikiran yg mungkin sempit ini, gua ngga ada rencana buat berkecimpung di dunia akademik dll yg require me achieving some academic degree overseas. 

Walaupun sampai sekarang gua masih di masa pencarian sih. Pertanyaan kaya, gua mau jadi apa?, jalan apa yg mau gua tempuh buat bisa berguna bagi masyarakat?, rencana kedepan bagaimana? And so on and on. Jawabannya yha wakanai. Gua belakangan ini kehilangan arah, mimpi, dan ke'ambis'an. Mungkin gua salah satu tipe gen Z yg merasa "nyawanya tidak seberharga itu" yg di ceritain Sajangnim *walaupun saya bukan gen Z*. I dunno if i'm just going with the flow, atau gua yang ngga bisa keluar dari zona nyaman. 

Serius my visions these years kek ketutupan dukhan, gak ketok, gak bisa diprediksi. Sampai pada akhirnya gua memutuskan untuk berusaha dengan apa yang takdir hadapkan ke depan muka aja. I'm applying into wide range of job position even something that "I really don't want that position", tapi ngga yang "wey gaweannya ki jelas-jelas ra oleh di fiqh jeh". Sekarang kalo ada test, ya belajar dan dikerjakan dengan sungguh², begitu juga dengan kerjaan dirumah. Mungkin salah satu hikmah Allah takdirkan jalan ini, biar gua tau gimana strugglenya emak sehari-hari. Apa maksud dari omelan² yg selalu gua dengar dari orok sampe umur segini. Dulu gua ngga pernah bisa setuju dengan apapun yg emak bilang, tapi mungkin sekarang, bisa sedikit berempati, dan mungkin kedepannya akan menyesuaikan biar bisa ketemu ditengah sama kemauan emak. Mungkin emang gua yang dari dulu selalu su'udzon sama emak gua :'.

Well, I still dunno what to do with this life. Padahal di Islam itu sudah jelas tujuan dan way of life yg perlu ditempuh untuk akhir yg bahagia. Jangan kira gua orang yang sudah bener!, gua masih struggle buat memperbaiki diri. Harapannya sih gua bisa memperbaiki ibadah, kebiasaan, perilaku, adab, biar sesuai sama apa yg Nabi ajarkan. But I'm so faaaaar away from that. Buat mimpi dan usaha duniawinya sekarang gua lebih memilih sebisa dan semampunya aja. Gua berharap, kalo memang sesuatu itu menjauhkan gua dari Allah, ngga papa lah ya Allah jauhin aja. Toh kalau memang Allah menakdirkan sesuatu kepada gua, pasti akan dimudahkan dan dimampukan. Mungkin sekarang qadarullah memang lebih jarang main, tapi Alhamdulillah, insya Allah ada hikmahnya. 

Balik lagi, pandangan gua itu pendek banget, cuma sekedar apa yang gua pahami dan pengen aja. On the other hand, Allah yang maha Mengetahui, Allah maha penyayang, Allah pasti memberikan yang terbaik buat kita, walaupun kita kiranya jalannya jauh dari apa yang kita inginkan. Just put your trust in Allah. Karena rencana Allah pasti sempurna. Jadi mimpi kedepannya apa dong? Mungkin memaksimalkan diri menjalani takdir dan meraih ridha Allah di kehidupan ini kali ya, jadi dengan Rahmah-nya, gua bisa masuk surga (Aamiin). Kalo duniawinya piye? , hehe masih wakanai, dijalani semaksimal dan seoptimalnya aja kali ya. Walaupun sekarang masih sangat jauh, bahkan dari gerbang depannya :'.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Layar Tancep : Sebuah hiburan segala usia

Sad moments

Kerinduan yg lalu